Jumat, 27 Januari 2012

Foke: Penggunaan Kendaraan Pribadi akan Dibatasi

Jakarta - Tidak bisa dipungkiri kalau kemacetan adalah momok yang terus menghantui warga Jakarta tiap harinya. Namun, meski mengaku tidak berwenang membatasi pembelian kendaraan baru, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan membatasi penggunaannya.

"Pemda DKI tidak punya kewenangan untuk melarang orang membeli mobil/motor," ungkap pria yang akrab disapa Foke tersebut ketika mengadakan live chat dengan detikforum, Jumat (27/1/2012).

"Yang kami berlakukan adalah mengenakan pajak progresif bagi yang memiliki kendaraan lebih dari satu.," imbuhnya lagi.

Tapi, Foke mengakui kalau ternyata aturan tersebut tidak juga mampu membendung keinginan masyarakat membeli kendaraan baru. Karena itu, skenario berikutnya pun disiapkan untuk membatasi ruang gerak kendaraan-kendaraan itu di Jakarta.

Salah satu cara yang akan diterapkan adalah dengan mengenakan retribusi bagi kendaraan yang melewati jalan tertentu pada waktu tertentu.

"Regulasi ini memang belum efektif, oleh karena itu kami juga akan memberlakukan pengaturan pembatasan penggunaan kendaraan untuk kawasan tertentu atau ruas jalan tertentu pada waktu tertentu, dimana kendaraan diharuskan membayar restribusi (electronic road pricing)," pungkasnya.

"Saya pernah datang ke RW (rukun warga), itu rumah kecil motornya punya 4. Saya tanya, kenapa punya motor banyak-banyak, terus mereka jawab kalau 'mau pakai apa lagi'," kata Foke ketika berdiskusi dengan redaksi detikcom.

Karena itu, seperti halnya warga Jakarta yang ingin adanya transportasi massal yang murah, aman dan nyaman, dia pun saat ini sedang berusaha untuk membuat sebuah jaringan transportasi massal yang nyaman bagi warga kota Jakarta maupun daerah-daerah pendukungnya seperti Depok, Bekasi, Tanggerang atau Serpong untuk mengurangi kemacetan yang mengular di Jakarta.

"Cara penyelesaian yang paling tepat adalah mengalihkan masyarakat ke transportasi umum. Dan yang paling tepat menurut Saya adalah angkutan umum berbasis rel," tambahnya.

"Sebagai contoh, kalau ada kumpulan massa 2.000 orang di Monas yang ingin nonton bola mereka harus naik apa? Naik bajaj? Jangan anggap naik bajaj tidak bisa, bisa tapi butuh 1.000 bajaj untuk kesana. Dengan bajaj sebanyak itu, jalanan sudah macet sebelum Bank Indonesia," katanya.

"Naik bus bisa? Bisa, tapi butuh puluhan atau ratusan bus buat nampung semuanya. Jadi, pilihan satu-satunya adalah kereta, dengan kereta semua bisa diangkut," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut saat ini Foke pun siap untuk membangun jaringan MRT dengan kereta bawah tanah antara Lebak Bulus sampai Duku Atas.

"Semoga bisa selesai 2016," pungkasnya seraya mengatakan akan pula membenahi semua angkutan massal berbasis rel di Jakarta.


Sumber: Syubhan Akib - detikOto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar