Jakarta - Tidak bisa
dipungkiri kalau kemacetan adalah momok yang terus menghantui warga
Jakarta tiap harinya. Namun, meski mengaku tidak berwenang membatasi
pembelian kendaraan baru, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan
membatasi penggunaannya.
"Pemda DKI tidak punya kewenangan untuk
melarang orang membeli mobil/motor," ungkap pria yang akrab disapa Foke
tersebut ketika mengadakan live chat dengan detikforum, Jumat
(27/1/2012).
"Yang kami berlakukan adalah mengenakan pajak progresif bagi yang memiliki kendaraan lebih dari satu.," imbuhnya lagi.
Tapi,
Foke mengakui kalau ternyata aturan tersebut tidak juga mampu
membendung keinginan masyarakat membeli kendaraan baru. Karena itu,
skenario berikutnya pun disiapkan untuk membatasi ruang gerak
kendaraan-kendaraan itu di Jakarta.
Salah satu cara yang akan
diterapkan adalah dengan mengenakan retribusi bagi kendaraan yang
melewati jalan tertentu pada waktu tertentu.
"Regulasi ini
memang belum efektif, oleh karena itu kami juga akan memberlakukan
pengaturan pembatasan penggunaan kendaraan untuk kawasan tertentu atau
ruas jalan tertentu pada waktu tertentu, dimana kendaraan diharuskan
membayar restribusi (electronic road pricing)," pungkasnya.
"Saya
pernah datang ke RW (rukun warga), itu rumah kecil motornya punya 4.
Saya tanya, kenapa punya motor banyak-banyak, terus mereka jawab kalau
'mau pakai apa lagi'," kata Foke ketika berdiskusi dengan redaksi
detikcom.
Karena itu, seperti halnya warga Jakarta yang ingin
adanya transportasi massal yang murah, aman dan nyaman, dia pun saat
ini sedang berusaha untuk membuat sebuah jaringan transportasi massal
yang nyaman bagi warga kota Jakarta maupun daerah-daerah pendukungnya
seperti Depok, Bekasi, Tanggerang atau Serpong untuk mengurangi
kemacetan yang mengular di Jakarta.
"Cara penyelesaian yang
paling tepat adalah mengalihkan masyarakat ke transportasi umum. Dan
yang paling tepat menurut Saya adalah angkutan umum berbasis rel,"
tambahnya.
"Sebagai contoh, kalau ada kumpulan massa 2.000 orang
di Monas yang ingin nonton bola mereka harus naik apa? Naik bajaj?
Jangan anggap naik bajaj tidak bisa, bisa tapi butuh 1.000 bajaj untuk
kesana. Dengan bajaj sebanyak itu, jalanan sudah macet sebelum Bank
Indonesia," katanya.
"Naik bus bisa? Bisa, tapi butuh puluhan
atau ratusan bus buat nampung semuanya. Jadi, pilihan satu-satunya
adalah kereta, dengan kereta semua bisa diangkut," ujarnya.
Untuk
mewujudkan hal tersebut saat ini Foke pun siap untuk membangun jaringan
MRT dengan kereta bawah tanah antara Lebak Bulus sampai Duku Atas.
"Semoga bisa selesai 2016," pungkasnya seraya mengatakan akan pula membenahi semua angkutan massal berbasis rel di Jakarta.
Sumber: Syubhan Akib - detikOto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar